Jumat, 17 Juli 2009

Kalau Orang Buta Bermimpi

Tulisanku ini kutemukan dalam blog yang coba-coba kubuat di situs pertemanan Friendster. Kutulis 1 atau 2 tahun lalu, sudah lupa juga. Sejak saya berpaling ke Facebook, akun di Friendster jadi terabaikan. Kisah ini saya dengar di sebuah radio.

Dua orang penyandang tuna netra sedang ngobrol. Yang satu, seorang pemuda buta beberapa tahun lalu (umurnya sudah lebih seperempat abad). Yang satunya lagi, gadis belia yang umurnya baru setengah dari umur si pemuda. Dia buta sejak lahir. Mereka sedang asyik ledek-ledekan. Si gadis meledek di pemuda karena tidak bisa lari dengan lincah seperti dirinya. Karena ternyata selain buta, pemuda ini polio sehingga harus memakai tongkat. Tak mau kalah si pemuda balas meledek, ”Emang kamu kalau mimpi ada gambarnya?”. Si gadis menjawab, “Ngga”. Dengan lugunya dia bertanya lagi, “Emang kakak kalau mimpi ada gambarnya?”.

Ini cerita nyata yang diceritakan langsung oleh pemuda tadi. Mendengar kisah ini saya jadi berpikir, kalau tidak ada gambarnya terus di dalam mimpinya apa yang ada? Berarti hanya suara-suara layaknya di kehidupan sehari-harinya dong. Ini cuma cerita sederhana yang kebetulan menyentuh perasaanku. Kita sebagai manusia yang Subhanallah dikaruniai fisik sempurna mungkin tidak pernah menyempatkan memikirkan hal-hal sederhana seperti ini. Paling tidak, orang yang tidak sempat itu adalah saya. Betapa sesuatu yang sudah kita miliki tapi tanpa sadar bagi orang lain sangat berarti walaupun tidak pernah bisa mereka miliki.

“Tidak semua yang kita sukai bisa kita miliki, maka sukailah apa yang sudah kita miliki”

1 komentar:

Kang Eno mengatakan...

Subhanallah, hati saya juga merasa tersentuh dengan isi cerita diatas

Posting Komentar